Senin, 11 Maret 2013

DEFINISI DAN TUJUAN PEMERIKSAAN


DEFINISI :Pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan dari suatu system atau suatu organ bagian tubuh dengan cara :
         melihat (inspeksi )
         meraba ( palpasi )
         Mengetuk ( perkusi )
         mendengar ( auskultasi ).

TUJUAN PEMERIKSAAN
         Menentukan kelainan fisik yang berhubungan dengan penyakit pasien
         Mengklarifikasi dan memastikan kelainan sesuai dengan keluhan dan riwayat kesehatan pasien
         Mendapatkan data untuk menegakkan diagnosa keperawatan
         Mendapatkan data fisik untuk menetukan status kesehatan pasien

PRINSIP UMUM PEMERIKSAAN
1.  Dilakukan secara sistematis dan komprehensif
2.  Memperhatikan hal-hal :
     Kesopanan
     Komunikasi dengan bahasa mudah dimengerti
     Menjaga hubungan dengan pasien
     Tumbuh kembang pasien
     Sesuai dengan masalah dan kondisi pasien   ( focus )
     Pencahayaan dan lingkungan memadai
3. Dilakukan dengan tepat, aman dan nyaman :
4. Posisi sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan
5. Selalu berada disisi kanan pasien
6. Hasil pemeriksaan didokumentasikan secara tepat dan benar

SISTEMATIKA  DAN PENDEKATAN TEHNIK PEMERIKSAAN
pada Umumnya menggunakan 2 pendekatan :
         Pendekatan system tubuh :
     Sistem pernapasan
     System cardiovaskuler
     Sistem pencernaan
     System muskuloskeletal
     Sistem persyarafan dan sensori
     Sistem integumen
     Sistem perkemihan dan genetalia
         Heat toe to toe :
     Kepala dan leher
     Dada dan punggung
     Abdomen
     Kulit dan genetalia
     anggota gerak : Atas dan bawah




TEHNIK PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan dengan 4 cara : Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
  •   Inspeksi
memeriksa dengan melihat dan mengingat
  •   Palpasi
dengan perabaan, menggunakan rasa
     propioseptif ujung jari dan tangan.
     Jari telunjuk dan ibu jari à menentukan besar/ukuran
     Jari 2,3,4 bersama à menentukan konsistensi dan kualitas benda
     Jari dan telapak tangan àmerasakan getaran
     Sedikit tekanan à menentukan rasa sakit
  •   Perkusi
Adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk permukaan badan dengan cara perantara jari tangan, untuk mengetahui keadaan organ-organ didalam tubuh.
  • Auskultasi
Adalah pemeriksaan mendengarkan suara dalam tubuh dengan menggunakan alat STETOSKOP.

PERSIAPAN PEMERIKSAAN FISIK
PERSIAPAN LINGKUNGAN
         Dilakukan di dalam ruangan dengan alat cukup
         Cahaya cukup
         Ruang kedap suara lebih ideal
         Ruangan cukup hangat dan nyaman
         Pengaturan tempat tidur agar mudah dalam pemeriksaan

PERSIAPAN ALAT
         Alat tersedia, siap pakai dan tersusun bersurutan sesuai dengan kebutuhan.
         Alat-alat pemeriksaan fisik antara lain : Stetoskop, othoskop, spignomanometer, termometer, Spikulum, sudip lidah, Garputala, perkusi hamer, snelen cart, senter ( pen light ), penutup ( selimut kerja ), pita pengukur, jam tangan, sarung tangan, dll
PERSIAPAN FISIK PASIEN
         Pastikan kenyamanan fisik pasien
         Pastikan bahwa pasien memakai penutu dengan baik
         Pastikan bahwa pasien tetap hangat ( merasa nyaman dengan pemeriksaan )
         Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan :
     Duduk : tegak (  fowler ), merebah ( semi fowler ), Merunduk
         untuk pemeriksaan Kepala dan leher, punggung, thorak, ketiak, vital sign dan ektremitas.
     Terlentang ( supinasi ) --> kepala ditinggikan 15-30 derajat
         untuk pemeriksaan Kepala dan leher, punggung, thorak, ketiak, vital sign dan ektremitas, abdomen.
     Dorsal rekumbet
         untuk pemeriksaan Kepala dan leher, punggung, thorak, ketiak, abdomen.
     Litotomi
         genetalia dan traktus urianri wanita
     Sims ( miring )
         Rectum
     Tengkurap ( pronasi )
         Otot rangka
     Posisi Lulut dada
         rectum.
PERSIAPAN PSIKOLOGIS PASIEN
         Memulai pemerikasaan dengan menjelaskan prosedur dan tujuan pemeriksaan
         Gunakan dengan bahasa sederhana mudah dipahami
         Beri kesempatan pasien untuk bertanya atau menentukan keperluan yang diinginkan
         Sebaiknya pemeriksa sesuai dengan jenis kelamin pasien
         Monitor respon emosional pasien selama pemeriksaan
         Kaji adanya ketakutan atau kecemasan
         Tidak memaksa klien untuk melaksanakn pemeriksaan.

PEMERIKSAAN KEADAAN UMUM PASIEN
 Keadaan umum menunjukkan kondisi pasien secara umum akibat penyakit atau keadaan yang dirasakan pasien.
 Dilihat secara langsung oleh pemeriksa dan dilakukan penilaian. Yang dapat dilakukan saat kontak pertama, saat wawancara atau selama melakukan pemeriksaan yang lain.
Hal – hal yang perlu dikaji dan dicatat :
         Penampilan umum :
      lemah, sakit akut/kronis.
     Tanda distress : merintih, berkeringat, gemetar
     warna kulit : pucat, sianosis, icterus
     Ekspresi wajah : Tegang, rileks, takut, cemas
         TB dan BB
         TTV
         TINGKAT KESADARAN



TINGKAT KESADARAN
         Secara Kwantitas :
Komposmetis, Apatis, Somnolen, Delirium, Stupor, Supor-koma, Koma
Secara kwantitas Memakai nilai GCS ( Glasgow Coma Scale ) 
     dinilai berdasarkan 3 respon pasien :
    1. Respon membuka mata
    2. Respon verbal
    3. Respon motorik
Cara Penulisan : GCS = MVK = 456
  1. Respon membuka mata  ( nilai 1-4 )
    Cara :
     Dekati pasien dan perhatikan respon membuka mata pasien dan beri stimula si perintah dan nyeri pada pemeriksaan berikutnya :
membuka spontan
3  dengan perintah
2  dengan rangsangan nyeri
1  dengan nangsangan nyeri tidak membuka mata
  1. Respon verbal ( nilai 1-5 )
     Cara :
     Tanyakan kepada pasien dengan pertanyaan mudah dan sederhana :
 5  orientasi baik ( sesuai pertanyaan dan kalimat baik )
 4  tidak sesuai dengan pertanyaan, struktur kalimat baik
 3  struktur kalimat kacau
 2  hanya bersuara
 1  tidak bersuara
  1. Respon motorik ( nilai 1 – 6 )
     Cara :
     Perintahkan pasien untuk menggerakkan tangan dan beri stimulasi nyeri pada
     pemeriksaan berikutnya :
6  dapat menggerakkan  tangan sesuai perintah
5  Melokalisir dengan stimulasi
4  Menghindar/ menolak / meronta dengan stimulasi
3  Fleksi dengan stimulasi
2  Ekstensi dengan stimulasi
1  Tidak ada respon

VITAL SIGN
         Tekanan Darah
     Dengan mengunakan spignomanometer
Korokrof 1 à systolik
Korokrof 4 à dyastolik
Normal 100-140/70-90 mmHg
         Nadi / HR
Dilakukan dengan meraba nadi : Radialis, brachialis, karotis, maleolus lateraris, dorsalis pedis.
Hal yang diperhatikan : Frekwensi, kuat lemah, Irama.
Normal 60 – 100 X/mnt
         RR
     Dengan cara menghitung gerak napas selama 1 menit
     Hal yang perlu diperhatikan : Frekwensi, irama dan kedalaman.
     Normal 16 – 24 X/mnt
         SUHU
     Dengan menggunakan termometer
     Tempat pengukuran : axila, rectar, oral
     Normal 36,5 – 37,5 derajat C


Tidak ada komentar:

Posting Komentar